Kamu
bisa mengetahui ciri-ciri ATM yang asli dan palsu.
Modus penipuan yang terjadi di Automated
Teller Machine atau yang sering kita sebut dengan ATM semakin kreatif setiap
harinya. Karenanya, kita perlu tahu bagaimana modus penipuan ini dilakukan oleh
penipu dan apa yang perlu kamu lakukan untuk melindungi diri dari penipuan.
Hanya karena tampilan ATM terlihat meyakinkan
pada pandangan pertama, bukan berarti mesinnya tak bisa dimainkan oleh para
penipu. Alat skimming, perangkap kartu dan uang tunai, kamera tersembunyi
sampai melakukan hacks sistem menjadi modus penipuan yang biasa terjadi di
ATM. Selain itu masih ada lagi beberapa modus penipuan perbankan yang sering
digunakan oleh penipu.
Apa saja? Dikutip dari boredpanda, ini
dia foto-foto yang jadi bukti modus penipuan yang sering terjadi di ATM. Lewat
tujuh foto berikut kamu bisa mengetahui ciri-ciri ATM yang asli dan palsu.
1. Menggunakan alat skimming.
Penipu bisa melakukan modus kejahatannya dengan
berbagai cara. Mulai dari memasang alat pemindai magnetik yang biasa disebut
dengan skimmer hingga memasang dudukan slot di mesin ATM. Jadi, begitu calon
korban melakukan kegiatan transaksi online, otomatis data yang dimiliki korban
akan tercatat pada skimmer. Alhasil, pelaku dapat dengan mudahnya mengakses
data ATM milik korban.
2. Memasang kamera tersembunyi.
Bantuan berupa
perangkat kamera jadi salah satu modus yang kerap dilakukan oleh para penipu.
Selalu perhatikan kondisi ATM, terutama di bagian atas tombol-tombol yang
terletak di bawah layar monitor. Bisa saja ada kamera tersembunyi yang siap
mengintai PIN kartu ATM kamu.
3. Memasang skimmer di lubang bukti transaksi.
3. Memasang skimmer di lubang bukti transaksi.
Selain mengamati
kondisi di sekitar layar monitor, amati juga lubang untuk mengeluarkan kertas
struk sebagai bukti transaksi. Jika kondisinya meragukan, sebaiknya kamu
mengurungkan niat untuk melakukan transaksi online.
4. Memasang skimmer di atas tombol angka.
4. Memasang skimmer di atas tombol angka.
Alat pemindai magnetik
yang biasa disebut dengan skimmer ternyata juga bisa dipasang di bagian
tombol-tombol yang biasa digunakan untuk memasukkan PIN. Kalau bentuknya
mencurigakan, tinggalkan.
5. Mengganjal mesin ATM.
5. Mengganjal mesin ATM.
Penipu bisa meletakkan
sesuatu pada slot kartu yang akan mengakibatkan kartu ATM terperangkap di slot
tersebut. Saat korban terjerat, pelaku mulai melancarkan aksinya dengan cara
berpura-pura menawarkan pertolongan terhadap korban untuk mengeluarkan kartu
ATM yang tersangkut tadi. Penipu akan melepaskan kartu dari perangkap buatannya
dan menyuruh korban untuk mencoba memasukkannya lagi sambil mengecek PIN.
Inilah saat pelaku mengingat-ingat PIN yang dimiliki calon korbannya untuk
mengambil sejumlah uang pada kartu tersebut.
6. Memasang kamera tersembunyi di bagian yang tak terduga.
6. Memasang kamera tersembunyi di bagian yang tak terduga.
Kita seringkali merasa
yakin dengan bagian atas atau penutup tombol angka, tapi tak ada salahnya kamu
mengeceknya. Siapa tahu ada lubang kecil yang patut kamu curigai. Pasalnya
kamera tersembunyi juga dapat diletakkan pada bagian atas tombol angka.
7. Memasang perangkap uang.
7. Memasang perangkap uang.
Perhatikan tempat
untuk mengeluarkan uang. Bagian ini bisa jadi salah satu cara penipu untuk
melancarkan aksinya dengan cara memasang perangkap uang tunai yang keluar.
Best online shopping cart solutions
If you ever shop online, then you've interacted with shopping cart services. You add items you're interested in buying and, when you check out, you enter your payment details. What kind of flexibility and options you see on the e-commerce website has a lot to do with which shopping cart software the merchant decided to use.
There are a lot of choices for small businesses and the software you should pick depends on what features you want. Shopping cart software can let you track and manage product inventory, fulfill and ship orders, maintain a product database, track sales, market to customers, maintain a loyalty program, use offline channels to sell, and even run a blog. The problem with such complex, do-it-all services, however, is that it's tough to know how to evaluate them or even where to begin.
HALAMAN SELANJUTNYA: